Theraplay

Terapi Bermain, Solusi Permasalahan Anak

Tendang bolanya ke sana dan ke sini! Panjat pohon ini dan pagar itu. Mengaduk tanah, menyusun batu. Menimang dan meninabobokan boneka. Menyusun balok hingga setinggi-tingginya. Berkecipak kecipuk di air dengan ceria. Sungguh sibuk sekali kegiatan seorang anak setiap harinya!

Memang begitulah dunia anak-anak. Dengan bermain, mereka mengenal dirinya, lingkungan sekitar, dan dunia. Dengan bermain, mereka menjelajah, meneliti, menarik kesimpulan. Dengan bermain, seluruh otot dan saraf terstimulus dengan optimal. Karena itulah, manfaat dari bermain tidak hanya sebatas hiburan untuk anak. Tetapi juga sebagai sarana pembelajaran dan membantu tumbuh kembang anak.

Dalam psikologi, bermain dapat dijadikan bentuk terapi bagi anak. Sebutlah Theraplay yang kini naik daun di dunia psikologi anak. Theraplay adalah salah satu bentuk intervensi psikologis atau terapi bagi anak dan keluarga. Terutama orangtua untuk menguatkan hubungan antara orangtua dan anak, menumbuhkan rasa percaya diri, kepercayaan terhadap anggota keluarga dan membangun interaksi yang baik juga menyenangkan.

Riset menemukan bahwa Theraplay ini efektif dalam banyak kasus seperti permasalahan sosial; tingkah laku pemalu, menarik diri, atau ketergantungan pada orang lain, perilaku; memberontak, menantang, pemarah, tumbuh kembang: Austism Spectrum Disorders, atau bahkan masalah trauma. Riset terbaru yang dilakukan oleh Play Therapy United Kingdom menyatakan 71% anak yang mengikuti sesi play therapy memperlihatkan perubahan positif. Theraplay ini dapat dilakukan secara individual dan kelompok. Untuk sesi individual, Theraplay dapat diaplikasikan mulai dari anak bayi hingga remaja usia 13 tahun. Sedangkan sesi kelompok dapat diterapkan untuk segala usia.

Permainan dalam sesi Theraplay bersifat alami, personal, melibatkan sentuhan, dan menyenangkan. Melalui bermain, terapis dapat mengobservasi tidak hanya kepada anak, tetapi juga orangtua yang ikut dalam sesi. Karena sesi ini bersifat alami, jadi akan terlihat interaksi anak dan orangtua secara natural seperti halnya dalam keseharian. Dapat dilihat anak memiliki kedekatan dengan kedua orangtua atau salah satunya saja dan bagaimana sikap orangtua kepada anak. Melalui permainan juga, anak dapat merefleksikan perasaannya dan pengalaman yang dialami. Hal ini dapat membantu terapis dalam menggali permasalahan yang dihadapi anak.

Interaksi Theraplay memiliki empat komponen dimensi, yaitu:

1. Engagement (Ketertarikan)

Konsep dari dimensi ini ialah merasakan senangnya bersama-sama, adanya keterhubungan, momen sekarang. Pada permainan yang memiliki nilai engagement, orangtua berusaha menumbuhkan adanya keterhubungan dengan anak dan memahami respon anak. Juga melibatkan kontak mata dan sentuhan.

Sebagai contoh, sepulang kerja, orangtua menanyakan perasaan anak dan apa saja yang terjadi pada dirinya hari itu juga, mengecek kondisi fisiknya. Jika ada bentol atau luka, olesi dengan obat atau lotion. Sembari berbincang, olesi tangan anak atau bagian tubuh yang luka. Jika tidak ada luka, olesi tangan anak dengan lotion saja.

Perhatian dan sentuhan orangtua dapat membuat anak nyaman. Bagi anak, hal ini dapat membantu meregulasi kondisi fisik dan emosinya. Hal ini juga dapat melatih orangtua yang kaku atau serius saat bersama anak. Pesan dari dimensi ini ialah “Kamu itu menarik, menyenangkan apa adanya. Aku senang di dekat kamu.”

2. Structure (Struktur)

Konsep dari dimensi ini ialah aman dan terorganisir. Permainan yang memiliki nilai struktur dapat melatih anak dalam mentaati peraturan dan regulasi. Melalui interaksi bermain, diharapkan dapat merubah pandangan anak bahwa aturan itu bagus dan aman jika diikuti. Ketika orangtua membuat aturan, sebenarnya orangtua juga sedang memperkenalkan keamaan pada anak.Sebagai contoh, ketika bermain gelembung balon sabun, orangtua memberi instruksi bahwa yang meniup hanya Ibu atau Ayah. Anak hanya melihat dan memecahkan gelembung saja. Ketika anak merebut peniup balon, memperlihatkan bahwa anak mau mengambil kontrol dari orangtua. Dalam keadaan seperti ini orangtua harus bersikap tegas bukan keras. Peringatkan sekali lagi peraturan yang telah disebutkan diawal permainan. Anak yang dominan biasanya mau pegang kontrol.

Dimensi ini penting untuk anak yang ingin memegang kontrol, terlalu aktif, dan semacamnya. Latihlah untuk mengikuti peraturan melalu permainan. Hal ini juga dapat melatih orangtua yang menghadapi kesulitan dalam memberikan aturan dan batasan pada anak, juga yang kurang tegas. Pesan dari dimensi ini ialah “Kamu aman tumbuh bersamaku. Aku bisa menjaga kamu dengan baik.”

3. Nurture (Kasih Sayang)

Permainan yang penuh diimensi kasih sayang banyak melibatkan sentuhan yang bersifat menenangkan anak. Konsep dari dimensi ini adalah aman, berharga, dan mengurangi stress. Sebagai contoh, ambillah selembar kapas. Gunakan kapas tersebut untuk menghitung noda, titik hitam, bentol, atau jerawat yang terlihat dipermukaan kulit tangan dan wajah anak. Anak akan merasa berharga ketika orangtua memperhatikan dirinya dari hal yang terkecil.

Dimensi ini baik pagi anak yang agresif. Juga dapat melatih orangtua yang jarang atau sulit memberikan sentuhan pada anak, sering berlaku kasar dan menghukum anak. Pesan yang ingin disampaikan dari dimensi ini ialah “Cinta tanpa syarat.”

4. Challenge (Tantangan)

Dimensi tantangan memiliki konsep kompetensi dan keahlian. Permainan yang memiliki nilai tantangan membantu orangtua untuk menumbuhkan kemampuan untuk menyelesaikan suatu hal dan rasa memiliki keahlian. Melalui bermain, anak akan belajar menerima tantangan dan menghadapi pengalaman baru. Tentunya ketika bermain, orangtua memberikan tantangan yang sesuai dengan kemampuan anak. Contoh permainan yang bisa dilakukan ialah dengan menyembunyikan tiga buah bola kapas ke bagian tubuh anak yang aman. Setelah orangtua menyembunyikan, anak diminta untuk mencari bola kapas terebut. Berilah respon positif ketika anak berhasil menemukan ketiga bola kapas tersebut.

Respon positif dari orangtua memberikan pandangan pada anak bahwa ia bisa melakukannya. Permainan dengan dimensi tantangan baik bagi anak yang menarik diri dan banyak keraguan. Permainan ini juga bermanfaat bagi orangtua yang suka memasang target terlalu tinggi dari level kemampuan anak. Pesan yang tersimpan dari dimensi ini ialah “Kamu bisa melakukan tantangan yang diberikan oleh dunia lain. Kamu bisa memberikan kontribusi positif dalam dunia lain.”

Dalam sesi Theraplay, empat dimensi ini bisa dikombinasikan dalam satu permainan atau bisa juga dilakukan secara terpisah, disesuaikan dengan masalah yang dihadapi. Ternyata Theraplay bisa dipraktikkan di rumah menggunakan bahan-bahan sederhana seperti, koran, kapas, balon, ataupun kue. Permainannya pun sederhana saja dengan menambahkan empat dimensi di atas. Permainan yang digunakan untuk menyelesaikan satu masalah yang sama dapat berbeda di tiap negara. Karena masing-masing negara memiliki permainan yang familiar bagi anak (klien).

Demikianlah rangkuman dari seminar Seminar Theraplay Introduction yang diikuti tim psikologi Mungilmu. Perhatikan betapa dahsyatnya dampak bermain bagi perkembangan seorang anak. Bahkan sampai ada terapi psikologi khusus dengan cara bermain yang dipandu oleh para psikolog dan terapis terlatih. Karena itu, jangan ragu lagi untuk meluangkan waktu untuk bermain bersama Ananda di hari-hari yang ada. Kelak, manfaat dari aktivitas sederhana apa pun seperti bermain balon atau gelembung akan amat terasa. Bagi kehidupan anak, orangtua, dan masa depan bahagia.

Sumber: Mungilmu.com (Siti Hanifah Muslikhah, B.HSc)